PORTOFOLIO 14

 Bagaimanakah Pendidikan Vokasi di Masa Depan?

1. Tantangan Pendidikan Vokasi

Pendidikan vokasi di Indonesia belum  memenuhi harapan para ahli Pendidikan, banyak hal yang perlu dibenahi untuk menjawab berbagai tantangan Pendidikan vokasi. Mendikbud menyebut lima tantangan yang dihadapi SMK untuk menjadi pusat keunggulan:

  • Pertama, minimnya kesempatan peningkatan kompetensi sumber daya di SMK yaitu guru, kepala sekolah, dan minimnya pengawas yang sesuai kebutuhan dunia kerja. Mendikbud menilai sumber daya di SMK masih belum mendapatkan kesempatan cukup untuk meningkatkan kemampuan dan belum mendapatkan dukungan yang baik.
  • Kedua, sinergi antar pemangku kepentingan termasuk dunia kerja dalam program pengembangan SMK masih sangat kurang. Menurut Mendikbud, jika semua SMK hanya sekadar melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU), maka hal itu gampang saja dilakukan secara cepat.
  • Ketiga, belum semua SMK mengembangkan kurikulum bersama dunia kerja. Akibatnya, terjadi ketidaksesuaian antara hal yang dipelajari di SMK dengan kebutuhan dunia industri.
  • Keempat, belum semua SMK memiliki fasilitas yang sesuai standar. Walaupun dengan SDM dan kurikulum sudah baik, tapi tanpa fasilitas memadai maka akan sangat sulit melaksanakan pendidikan berkualitas dan relevan untuk dunia industri.
  • Kelima, terkait manajemen sekolah yang masih cenderung terbebani hal-hal yang bersifat administratif, bukannya berfokus kepada jiwa kewirausahaan khususnya kepala sekolah berpikir untuk menemukan berbagai macam kolaborasi dengan dunia industri.

2. Pemecahan Masalah Pendidikan Vokasi

Untuk menjawab tantangan Pendidikan vokasi seperti yang sudah dijelaskan diatas perlu diterapkan 8+I link and match yaitu :

  • Kurikulum disusun Bersama, termasuk penguatan aspek soft skills dan karakter kebekerjaan untuk melengkapi aspek hardskills yang sesuai kebutuhan dunia kerja
Ilustrasi 1 : Penyelarasan Kurikulum dengan DUDIKA

Ilustrasi 2 : Workshop Penguatan Budaya Kerja

  • Pembelajaran berbasis projek riil.

Ilustrasi 3 : Perakitan Running Text di Bengkel TEFA
  • Jumlah dan peran guru/intstruktur dari industry dari dunia kerja ditingkatkan sampai minimal 50 jam/ semester/ program keahlian

Ilustrasi 4 : Guru Tamu Dari PT. Armada Mobil Daihatsu
  • Praktek kerja lapangan minimal 1 semester.
Ilustrasi 5 : Penyusunan Program PKL 6 Bulan

  • Sertifikasi kompetensi yang sesuai standart kebutuhan dunia kerja ( bagi lulusan dan bagi instruktur)

Ilustrasi 6 : Uji Kompetensi Bagi Siswa


Ilustrasi 7 : Uji Kompetensi Guru
  • Update teknologi dan pelatihan bagi guru/ instruktur secara rutin dari dunia kerja

Ilustrasi 8 : Update Teknologi Bersama PT. Armada International Mobil Daihatsu
  • Riset terapan mendukung teaching factory yang berawal dari kebutuhan industry yang hasilnya dihilirkan ke industry dan pasar.
  • Komitmen serapan lulusan

Ilustrasi 9 : Komitmen DUDIKA untuk Rekruitment

 

  • Komitmen industri untuk Beasiswa dan atau ikatan dinas.

Ilustrasi 10 : Prekrutan Karyawan Ikatan Dinas PT. Karunia Mandiri Berkarya
  • Komitmen industri untuk Donasi dalam bentuk peralatan laboratorium

3. Model Pendidikan Vokasi Masa Depan

Pembelajaran vokasi dimasa yang akan datang diharapkan :

  • Menerapkan 8+1 secara maksimal
  • Menambahkan mapel pilihan yang sesuai dengan kebutuhan industry. Mapel pilihan merupakan keterampilan ke dua bagi anak setelah keterampilan utama yang sesuai dengan jurusan. Dengan adanya mapel pilihan ini diharapkan apabila siswa tidak bisa bekerja sesuai dengan jurusannya, dia bisa bekerja sesuai dengan keterampilan kedua.

Ilustrasi 11 : Mapel Pilihan Untuk Membekali Siswa Dengan Keterampilan Ke dua
  • Mengoptimalkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, terutama tema kebekerjaan. Harapanya siswa terdorong untuk membuat usaha sendiri (wirausaha) setelah mereka lulus sekolah.
  • Menjalin kemitraan dengan DUDI yang bisa langsung merekrut tenaga kerja.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Audio Video Mobil

SYSTEM KELISTRIKAN BODY